Saturday, 15 December 2012

Departures (おくりびと Okuribito) - 2008




Alasan saya menyukai film-film Jepang adalah pesan moral yang disampaikan begitu kuat. Tema-tema yang diangkat tidak selalu tentang roman picisan. Dedikasi terhadap pekerjaan, persahabatan, pencarian makna dalam perjalanan hidup, dan kemanusiaan. Biasanya cerita yang diangkat terinspirasi dari lingkungan sekitar, namun dikemas dengan apik sehingga tidak membosankan.

Departures mengisahkan sebuah pekerjaan yang kebanyakan orang berpikir itu bukan hal yang lazim bahkan mungkin mengerikan atau menjijikkan. Encoffining , begitu terjemahan Bahasa Inggris nya, yang saya tangkap maksudnya adalah sebuah pekerjaan dimana orang tersebut melakukan ritual membersihkan dan mendandani jenazah sebelum akhirnya jenazah dimasukkan ke peti. Untuk selanjutnya saya akan memakai istilah encoffining karena saya tidak berhasil menemukan kata yang tepat dalam Bahasa Indonesia.

Daigo Kobayashi (Masahiro Motoki), pemain cello profesional di Tokyo, harus kehilangan pekerjaannnya karena grup orkestranya dibubarkan. Dia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, Sakata, Yamagata, dengan istrinya, Mika (Ryoko Hirosue). Dulunya, rumah itu juga sebuah coffee shop yang dikelola oleh kedua orang tuanya. Namun, ayahnya kabur dengan pelayan, meninggalkan Ibu dan Daigo yang saat itu berumur 6 tahun.  Sekarang rumah itu kosong karena Ibu Daigo sudah meninggal dua tahun yang lalu.

Sebagai seorang suami dan kepala keluarga, Daigo tahu dia harus segera mendapatkan pekerjaan demi kelangsungan hidup mereka berdua. Masalahnya Daigo tidak memiliki ketrampilan lain selain bermain cello, membuatnya sulit untuk menemukan pekerjaan yang cocok. Dia menemukan iklan di koran, suatu perusahaan jasa yang kegiatan operasionalnya adalah mempersiapkan "keberangkatan", menawarkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan besar, tidak perlu pengalaman, dan ketrampilan khusus. Penasaran dan tertarik, Daigo pun melamar dan datang untuk di wawancara.

Sesampainya di perusahaan yang dimaksud, barulah dia tahu bahwa pekerjaan yang dia lamar berkaitan dengan mempersiapkan keberangkatan orang yang sudah meninggal ke alam baka alias encoffining. Walaupun ragu, Daigo menerima pekerjaan itu. Hari-hari pertama bekerja tidak mudah bagi Daigo. Tidak biasa melihat jenazah dengan kondisi yg mengenaskan dan menjadi model iklan (jenazah) perusahaannya, harus dia lalui. Benar-benar pengalaman aneh buatnya. Daigo bahkan tidak berani memberitahu Mika perihal mata pencaharian dia yang baru ini. Dia takut istrinya bakal tidak setuju dan jijik.

Seiring dengan waktu, dia belajar tata cara membersihkan dan mendandani jenazah dari si Bos. Dia mulai memahami kegiatan encoffining ini jauh dari kata angker dan jijik. Tiap tahap dan langkah dilakukan secara hati-hati dan seksama, membuatnya terlihat indah dan elegan. Pekerjaan ini memang tidak biasa, tapi benar-benar dibutuhkan. Tidak sedikit keluarga yang menggunakan jasa mereka akhirnya berterima kasih karena telah membuat anggota keluarga mereka yang meninggal terlihat cantik dan siap menghadapi Sang Pencipta. Daigo akhirnya menikmati bahkan mencintai pekerjaannya.

Namun rahasia selamanya tidak bisa ditutupi, Mika menemukan DVD yang berisi iklan perusahaan tempat Daigo bekerja, dimana dalam iklan itu Daigo menjadi model jenazahnya. Mika meminta Daigo untuk berhenti dari pekerjaannya yang sekarang dan mencari pekerjaan yang normal tapi Daigo menolak, sehingga Mika memutuskan untuk pergi dari rumah.

Beberapa bulan kemudian, Mika kembali dan mengabarkan dia tengah mengandung. Dia berharap ini menjadi alasan kuat bagi Daigo untuk berhenti dari pekerjaannya, karena dia tidak ingin suatu saat anaknya merasa rendah diri karena pekerjaan ayahnya. Sebelum perdebatan menjadi sengit, Daigo mendapat kabar bahwa ibu dari Yamashita, teman sekolahnya dulu meninggal dunia.

Daigo dan Mika datang ke rumah Yamashita, Di depan keluarga Yamashita dan Mika, Daigo mempersiapkan jenazah ibu Yamashita dengan cekatan dan seksama. Melihat apa yang dilakukan  suaminya, Mika terharu dan sadar bahwa pekerjaan sebagai encoffiner bukanlah pekerjaan yang hina dan menjijikkan tapi justru sebaliknya, terhormat dan mulia.

Setelah kejadian itu, segalanya berjalan baik. Tukang pos datang mengantarkan surat yang mengabari bahwa ayah Daigo meninggal dunia dan anggota keluarganya diharapkan datang mengambil jenazahnya. Awalnya Daigo menolak, dia tidak memiliki perasaan apapun ke orang yang sudah meninggalkannya 30 tahun yang lalu, bahkan wajahnya saja dia tidak ingat. Atas bujukan Mika dan teman kerjanya, Daigo ditemani Mika datang kesana untuk melihat jenazah ayahnya. Wajah ayahnya terasa asing baginya, tidak sedikitpun terlintas dari kenangan masa kecilnya.

Sewaktu petugas pengangkut jenazah berusaha memasukkan jenazah ayahnya secara kasar, Daigo marah dan menghentikan mereka. Dengan ketrampilan sebagai encoffiner, dia mulai mempersiapkan jenazah ayahnya. Tiba-tiba Daigo menemukan sebuah batu kecil yang digenggam ayahnya. Batu itu adalah batu yang dia berikan ke ayahnya semasa dia masih anak-anak dulu. Akhirnya, Daigo mulai bisa mengingat sosok ayahnya saat dia masih kecil.


Departures mengangkat tema sebuah profesi unik. Suatu pekerjaan yang tidak biasa bukan berarti pekerjaan yang hina atau menjijikkan. Momen kematian tidak selalu suram, angker dan gelap. Orang-orang yang bekerja di bidang encoffining ini yang membuat momen kematian menjadi lebih indah untuk dikenang bagi anggota-anggota keluarganya yang ditinggalkan. Seperti kata petugas krematorium di film ini, kematian bukanlah sebuah akhir, melainkan gerbang menuju tahap selanjutnya. Cerita menjadi lebih indah dengan alunan musik gubahan Joe Hisaishi (pengisi OST. Spirited Away).Tidaklah berlebihan Academy Award menganugrahi Depatures sebagai Best Foreign Language Film 2009. Such a beautiful and touching movie. :)


Ini trailernya :




Ini soundtrack unggulannya:
Memory - Joe Hisaihi



Directed by Yōjirō Takita

Produced by Yasuhiro Mase
Written by Kundo Koyama

Source : http://en.wikipedia.org/wiki/Okuribito


Sunday, 18 November 2012

Pitch Perfect (2012)



 Becca (Anna Kendrick)  seorang cewek yang berbakat nge- DJ, sebenarnya memiliki keinginan untuk mengejar cita2 menjadi produser musik di LA. Namun atas suruhan ayahnya, dia bersedia dengan setengah hati untuk mengenyam pendidikan di universitas tempat ayahnya mengajar. Ayahnya ingin agar Becca merasakan kehidupan kampus yang menyenangkan, bergaul dengan teman-teman sebayanya, dan melakukan aktivitas2 yang berguna seperti mengikuti salah satu klub.

Selama sebulan berkuliah, Becca belum bergabung dengan klub manapun di kampusnya, bahkan tidak memiliki banyak teman baru. Dia lebih suka tenggelam dengan hobinya nge-mix musik di lap top kesayangannya dan magang jadi asisten di radio kampus. Sampai suatu hari, Chloe (Brittany Snow) mendengar Becca mendendangkan lagu "Titanium" saat sedang mandi. Chloe langsung meyakinkan Becca untuk ikut audisi klub acapella cewek "The Bellas".

Di kampusnya, klub acapella terbagi dua. The Bellas, klub acapella cewek dan The Treble Makers, klub acapella cowok. Dua klub ini selalu bersaing tiap tahunnya agar menjadi yang terbaik dan bisa memenangkan kompetisi Acapella tingkat nasional. Kejadian memalukan terjadi di kompetisi sebelumnya. Aubrey (Anna Camp), salah satu anggota The Bellas, muntah (krn terlalu grogi) di panggung sewaktu melakukan performance. Hal ini yang membuat Aubrey yang sekarang menjabat jadi ketua baru The Bellas bertekad untuk bisa membawa tim nya sampai ke tingkat nasional dan memenangkan kejuaraan itu. Namun, klub saingannya The Treble Makers adalah lawan yang tangguh, performance mereka selalu kreatif, segar dan sangat menghibur.

Hasil audisi kali ini, The Bellas mendapatkan beberapa anggota baru yang memberikan warna. Fat Amy (Rebel Wilson) cewek plus size yang kocak dan PD banget, Stacie (Alexis Knapp) si cewek sexy yang tidak malu menampilkan sisi seksualitasnya, Lily (Hana Mae Lee) si cewek asia yang selalu berbicara dengan volume yang hampir tidak terdengar, Cynthia cewek Afro yang tomboi, jago nyanyi dan diduga lesbi, serta tentu saja Becca.

Jalan untuk menuju final tingkat nasional tidaklah mudah. Masalah utama sebenarnya adalah tingkah otoriter Aubrey sebagai ketua The Bellas. Dia tidak menginginkan adanya perubahan warna lagu, aransemen dan koreografi. Selain itu, Aubrey tidak bersedia menerima masukan ide2 baru dari anggota2nya. Padahal materi2 yang ada itu sudah usang dan membosankan menurut Becca. Untuk memenangkan kompetisi itu, The Bellas harus menampilkan yang beda dan segar.

Dengan kemampuannya nge-mix lagu2, Becca memberikan materi2 yang baru dan menarik untuk ditampilkan The Bellas. Walaupun awalnya Aubrey keberatan, tapi akhirnya dia sadar bahwa selama ini dia salah dan mengakui kalau yang dikatakan Becca benar. 

Film ini menampilkan karakter2 cewek yang berbeda satu sama lain, kadang bertabrakan tapi sewaktu mereka bersatu dan kompak, mereka menghasilkan paduan suara yg berharmoni dan kreatif. Keunikan2 karakter dan dialog2 lucu, dipadukan dengan soundtrack2 acapella dan mash up yang keren, membuat film ini menarik dan menghibur ditonton dari awal sampe akhir.
 

Director:

Jason Moore

Writers:

Kay Cannon (screenplay), Mickey Rapkin (book)
 source : http://www.imdb.com/title/tt1981677/

Ini Trailernya :



One of my Fav scene :
Acapellas battle


Thursday, 25 October 2012

My Week With Marilyn (2011)



 Apa yg terlintas di pikiranmu mendengar nama Marilyn Monroe?
Very famous movie star ? Sexy actress? Sex symbol? Stupid blonde?

Dalam film "My Week With Marilyn", penonton akan melihat sisi lain dr Marilyn Monroe yang mungkin banyak orang tidak mengetahui.

Film ini mengisahkan pengalaman Colin Clark (Eddie Redmayne) sebagai asisten sutradara dalam proyek film "The Prince and The Show Girl" (1957) yang dibintangi dan disutradarai sendiri oleh Laurence Olivier (Kenneth Branagh) dan Marilyn Monroe (Michelle Williams). Colin bertugas untuk membantu, menyiapkan, dan menjaga agar keperluan Marilyn Monroe selama syuting terpenuhi dan berjalan lancar.

Awal proses syuting film tidak berjalan lancar, karena Marilyn mengalami kesulitan dalam pendalaman karakter yang diperankannya dan kebiasaan dia yang tidak datang tepat waktu. Hal ini membuatnya bersitegang dengan Laurence Olivier.

Selama menemani Marilyn, Colin mulai mengenal siapa sebenarnya aktris terkenal itu. Di balik sosoknya yang menarik, seksi, mengumbar senyum, stupid blonde, Marilyn adalah seorang perempuan biasa yang butuh kasih sayang dari orang-orang sekelilingnya, Dia ingin dicintai sebagai dirinya apa adanya. Namun orang-orang disekitarnya hanya menganggap dia sebagai sosok yang diinginkan publik.

Michelle Williams memerankan tokoh Marilyn dengan sangat baik. Dia berhasil menggambarkan sosok superstar yang dari luar kelihatan glamor tapi di dalamnya dia kesepian dan tidak bahagia. Film ini membuat saya jadi bersimpati dengan Marilyn Monroe. A superstar, an icon, but also just an ordinary woman.

My favorite quote in the movie :
 (when Marilyn came by to the bar just want to say goodbye to Colin)

 Marilyn Monroe: Don't forget me.
Colin Clark: As if I could.



Director:

Simon Curtis

Writers:

Adrian Hodges (screenplay), Colin Clark (books)
 
Source : imdb.com
 
 
Trailernya:









Saturday, 4 February 2012

Waiting For Superman (2010)



Saya jarang nntn film dokumenter. Atas rekomendasi sbh blog, saya coba nntn "Waiting For Superman".

Film ini menyoroti kondisi sbnrnya sistem pendidikan di AS terutama public school. Tiap thn biaya sekolah terus meningkat, tapi tidak berbanding lurus dgn kualitas lulusan2 public school terutama di bidang membaca dan matematika. Ada banyak masalah dlm sistem pendidikan yg diterapkan. Banyak public school yg saking rendahnya angka kelulusan murid2 nya dijuluki "dropout factory", tersebar di seluruh AS. Susahnya memecat guru yg tdk menunjukkan performa yg baik. Terlalu banyak organisasi pendidikan di AS yg tdk terkoordinasi dgn baik. Pertentangan kepentingan antara Chancellor dgn serikat guru. Terbatasnya public school yg berpredikat bagus membuat para ortu murid harus berebut mendapatkan kursi bagi anak2 mereka dgn cara pengundian (lucky draw).

Film ini disajikan dgn fakta2 berupa data, survey dan ilustrasi yang menarik untuk disimak dan membuat saya cukup tercengang.

Ada 2 fakta dr film ini yg menarik perhatian saya:
1. Di negara bag Pennsylvania, alokasi anggaran untuk menghidupi satu org napi selama 4 thn ternyata lebih besar drpd menyekolahkan satu orang anak dr TK sampai SMA (13 tahun) di private school. Itupun msh ada sisa dana sekitar USD 20rb+ buat nambahin biaya college.

2. Skor rata2 bidang matematika pelajar2 AS jika dibandingkan dgn 7 negara lainnya (Korea, Jepang, Kanada, Australia, Perancis, Jerman, Spanyol), AS di peringkat terbawah. Tapi...giliran di survey soal kepercayaan diri para pelajar, ternyata AS no.1 @_@.... (PD bgt!!!) *american idiot (green day) playing*

Kondisi ini sudah ada selama puluhan tahun. Melalui gagasan bbrp pendidik yg peduli terhadap masa dpn generasi muda AS, mereka mencoba melakukan reformasi...salah satunya membuka sekolah2 yg memberikan ortu dan murid2 nya harapan bhw mereka bs mengenyam pendidikan yg lbh baik tanpa ada lagi rasa ketakutan akan menjadi "produk gagal".

Namun terbatasnya kursi bagi murid2 yg bs msk sekolah2 itu, memaksa mereka untuk berbuat "adil". Caranya dgn melakukan sistem pengundian. Sebagian yg namanya dipanggil sewaktu undian bs bernafas lega dan bahagia, sebagian lagi yg tidak dpt undian sedih, nangis, kecewa.

Yang dibutuhkan anak2 itu bukan Superman, tapi kerjasama dr orang2 yg terlibat dlm dunia pendidikan termasuk ortu dan muridnya sendiri.

Film ini membuka mata saya bahwa negara yg disebut "superpower" itu ternyata "powerless" juga klo soal bidang public education/public school.


Director:

Davis Guggenheim


Source : http://www.imdb.com/title/tt1566648/


Ini trailernya:


Sunday, 15 January 2012

The Man From Nowhere / Ahjuhssi (2010)



Bbrp bln lalu, ada yg share trailer ini di FB saya. Sekilas saya lihat gambarnya....hm...Won Bin ??? Udh lama saya tdk lihat filmnya dia. Terakhir di film Taegeukgi (crita persaudaraan di tengah kemelut perang saudara, dijamin nangis bombay nontonnya). Dari trailernya, saya tertarik nonton film action ini. Won Bin terlihat badass, keren, tdk kemayu spt anggota boyband2 korea itu.

Cha Tae Shik (Won Bin), pria berumur 30 something...hidup dlm "pengasingan". Dia pendiam, tinggal sendiri, jarang berinteraksi dgn dunia luar. Cuma keluar klo mau cari mkn. Pekerjaan dia sehari2 adlh sbg tukang gadai (pawn shop) yg dia buka di apartemennya.

Satu2nya org yg sering berinteraksi dgn dia adlh anak cewek tetangganya bernama Soo Mi. Soo Mi hanya hidup bersama dgn ibunya yg seorg pemadat. Sbnrnya, Soo Mi ini anaknya kepo....alias mo tau aj urusan org, tiap hari mampir ke tokonya Tae Shik. Walau Tae Shik merespon dia acuh tak acuh...sbnrnya Tae Shik peduli sama dia.

Awal2 kisah, lbh diceritakan hubungan antara Tae Shik dan Soo Mi. Jadi kesannya lambat....

Sampai suatu malam, Tae shik didatangi sekelompok anggota gangster yg mencari narkoba curian ibunya Soo Mi. Jadi critanya ibunya Soo Mi sblmnya mensabotase transaksi heroin, mencurinya dan berniat menjualnya lg. Nah, biar aman, ibu nya Soo Mi menyembunyikan heroin itu di dlm tas camera yg dia gadaikan di toko Tae Shik.

Anggota2 gangster itu pikir, akan mudah mendptkan heroin dan menghabisi si tukang gadai ini....ternyata tanpa mereka duga.... Tae Shik menghajar mereka satu persatu. Disinilah, film mulai seru...Cha Tae Shik yg dikira cuma pria biasa, ternyata memiliki kemampuan bela diri yg hebat (bukan tukang gadai biasa).

Tidak bbrp lama stlh itu, Cha Tae Shik dihubungi oleh kepala gangster itu dan blg klo Soo Mi dan ibunya diculik mereka. Klo mau mereka selamat, Cha Tae Shik hrs ikuti perintah dia.

Demi menyelamatkan sahabat kecilnya, Cha Tae Shik yg sudah lama "putus" dgn dunia luar, mau tdk mau hrs keluar dr kandangnya. Atas perintah gangster itu, Tae Shik mendatangi lokasi yg dituju....ternyata semua itu cuma jebakan untuk menghancurkan gangster pesaingnya. Kekacauan terjadi, polisi berdatangan. Di saat yg sama, Tae Shik menemukan bhw bagasi mobil yg dia gunakan utk mengantarkan "barang" ke lokasi berisi jasad ibunya Soo Mi dgn kondisi mengenaskan. Telanjang, dgn jahitan panjang dr dada sampe perut (persis resleting baju). Kawanan gangster yg menyandera Soo Mi telah mengeluarkan organ2 dlm tubuhnya, untuk dijual di psr gelap (slh satu bisnis utama).

Tae shik yg terkejut lihat jasad itu, ditangkap polisi utk dimintai keterangan. Di kantor polisi, Tae Shik memilih bungkam. Dengan kemampuannya, dia berhasil melumpuhkan polisi2 itu dan kabur seketika.

Selama Tae Shik kabur, kepolisian mencari tahu siapa sbnrnya tukang gadai yg satu ini. Mengapa seorg tukang gadai memiliki kekuatan dan kemampuan bela diri di atas rata2. Akhirnya terkuak, Cha Tae Shik dulunya adalah pasukan yg menjalankan black operation demi kepentingan negara. Kemampuannya yg hebat dlm melumpuhkan/membunuh target, membuatnya mendapat julukan "the cleaner". Dlm menjalankan misinya, dia selalu melakukannya dgn cepat, efektif dan efisien. Namun, 3 thn yg lalu dia berhenti bertugas, krn sebuah tragedi. Dia melihat istrinya yg sedang hamil tua ditabrak truk besar sampai tewas (yg menabrak adlh pihak yg dendam sama Tae Shik). Sejak saat itu, dia tdk mau lagi berurusan dgn kerjaannya dan memilih hidup dlm pengasingan.

Dalam proses Tae Shik mencari Soo Mi, dia berhasil masuk dan menghabisi kawanan gangster termasuk adik ketuanya di tempat mereka membuat heroin. Disitu pula dia menemukan anak2 seumuran Soo Mi dipekerjakan untuk meracik heroin sampai ada yg pingsan. Namun sayang, Soo Mi tdk ada disitu. Sebelum meledakkan markas heroin itu, Tae Shik mendptkan keterangan lokasi dmn markas utama gangster itu.

Setlh mendengar adiknya tewas di tangan Tae Shik. Sang ketua gangster yg dendam menyuruh anak buahnya yg sinting utk mencongkel kedua kornea mata Soo Mi lokasi parkir. Caranya, si Soo Mi dibius dulu. Trus si dokter sinting itu mulai mempersiapkan pembedahan. Sampai sini, tdk ada yg tahu stlh itu apa yg terjadi dgn Soo Mi.

Adegan berganti, Tae Shik dtg sendiri ke markas gangster itu. Si bos gangster memamerkan 2 kornea mata yg diisi dlm sebuah tabung ke Tae Shik. Bos itu blg, itu adlh kornea mata Soo Mi. Tae Shik yg melihat dua kornea itu, menjadi marah dan bersumpah tdk akan menyisakan satu pun org yg hidup disitu. Disini adegan fight favorit saya. Pertama dia menggunakan pistol, stlh abis pelurunya...heheheh dia menggunakan belati...wah...keren banget gerakan2nya.

Setelah smua org sudah dihabisi oleh Tae Shik, dia menjadi putus asa... dia merasa gagal untuk kedua kalinya menyelamatkan org yg dia sayangi. Dia berniat bunuh diri dgn menembakkan kepalanya sendiri. (pas disini saya pikir...huh....sad ending dunk...)

Tiba2 ada suara anak kecil manggil2 dia...."ahjussi...ahjuhssi...(uncle)"...weehhhh Soo Mi dtg...dgn keadaan sehat tanpa kurang apapun..... Ternyata...waktu mo dibedah...si dokter sinting itu dibunuh oleh bodyguard gangster itu dan korneanya itu dokter yg dicongkel (rasakan!!!)

Soo mi dtg dan memeluk pinggangTae Shik sambil mengucapkan trima kasih.....(mengharukan bgt).

Polisi akhirnya dtg dan menangkap Tae Shik. Sblm dibawa ke ktr polisi, Tae Shik meminta polisi utk mampir sbntr ke toko kelontong. Dia membelikan Soo Mi, tas dan peralatan2 sekolah baru....(senangnya). Untuk pertama kalinya Tae Shik tersenyum (OMG, Won Bin klo senyum kyk bocah umur 5 thn...so cute), dia minta...."blh saya peluk kamu...?" Akhirnya mereka berpelukan...(kyk teletubbies...). Raut muka Tae Shik yg begitu mengharukan...seakan2 Tae Shik ingin berkata trima kasih krn anak itu msh berthn hidup membuat dia tidak jd bunuh diri.

Akting won bin disini secara keseluruhan keren bgt. Dia bs menghidupkan karakter Cha Tae Shik yg kliatan dingin dan kesepian dr luar tiba2 menjadi hangat dan lbh manusiawi klo berhubungan sama Soo Mi. Rasa putus asa dan trauma yg dialami Cha Tae Shik bs digambarkan dgn pas. Dlm pembuatan film ini, Won Bin sama skali tidak menggunakan pemeran pengganti. Pantas dia panen gelar aktor terbaik pd thn itu di negrinya. Kim Sae Ron (pemeran Soo Mi) juga menampilkan akting yg prima dan chemistry nya dpt bgt dgn Won Bin.

Film action yg tidak sekedar bunuh sana hajar sini.....ada sisi emosional yg di eksplorasi dgn baik sbg latar belakang crita. Secara keseluruhan mantap!

Source : http://www.imdb.com/title/tt1527788/

Director:

Jeong-beom Lee
 
Ini Trailernya :


Ini fighting scene fav saya :
Yg saya suka dr film thriller atau action korsel....mereka klo melakukan adegan membantai tdk setengah2....darahnya muncrat kemana2.....saya sampai meringis waktu pertama kali liat. Gerakan Won Bin dgn belatinya keren...efektif, lgs mengenai titik vital. Leher, tumit, ketiak, pegelangan tangan. (Errrr video yg didpt udh di dubbed English, tdk ketemu yg bahasa Korea)


Saturday, 14 January 2012

Far and Away (1992)




Atas permintaan sahabat saya RAIN, saya akan me-review film Far and Away.

Krn udh lama bgt saya tonton ini...hm... jd musti buka2 lg di inet referensi dr imdb.com

Seinget saya, disinilah pertama kali saya tonton pasangan Tom Cruise & Nicole Kidman beradu akting.
Disini mereka msh pasangan yg rukun en bahagia....sblm akhirnya mereka pisah dan punya pasangan en keluarga baru...(halah...jd gosip d gw...)

Ok, Back to the movie. Dulu yg bikin saya tertarik nntn film ini gara2 saya dgr pertama kali soundtracknya  yg dinyanyikan ENYA, judulnya "Book of Days". Lagunya bagus dan memang ada kata2 "far and away" di liriknya. Entah apa lagu ini sengaja diciptakan utk film ini, atau cuma kebetulan saja ada kesamaan dgn judul film.

Far and Away bercerita ttg Joseph Donelly (Tom Cruise) yg mau balas dendam atas perlakuan tuan tanah yg mengusir dia dan keluarganya dr tanah tempat mereka bermukim. Nah, sewaktu mau menjalankan aksinya, dia malah tertangkep, terluka. Disitu dia bertemu dgn anak tuan tanah, Shannon Christie (Nicole Kidman).

Shannon yg pemberontak dan tdk suka dikekang dgn adat2 tradisional yg dipegang kluarganya punya rencana diam2 mau ke Amerika utk bisa mendapatkan "tanah baru" gratis dgn cara perlombaan balap kuda.

Untuk menjalankan rencananya, dia membebaskan Joseph dan membayarnya utk ikut bersama Shannon berlayar ke Amerika dan berpura2 jd pembantunya.

Awalnya, rencana Shannon berjalan mulus, tp sewaktu di kapal dia berkenalan dgn seorg pria yg katanya mau membantu Shannon. Ternyata dia malah mencuri harta benda shannon.

Akhirnya, Shannon dan Joseph harus berusaha survive di Boston. Joseph yg sdh biasa bekerja kasar tidak sulit untuk menyesuaikan diri, sedangkan Shannon yg merupakan anak org kaya sulit utk menerima kenyataan bhw dia hrs bekerja kasar hanya demi menyambung hidup. Selama mereka berjuang bersama inilah, timbul rasa cinta di antara mereka berdua......

Sampai suatu ketika, mereka dilanda kelaparan, musim salju, tdk ada uang...akhirnya mereka menyelinap diam2 ke sebuah rmh besar yg sptnya terabaikan untuk bs mendptkan makanan.. Sialnya, mereka kepergok Sang pemilik rumah. Joseph dan Shannon kabur tp Shannon tertembak. Joseph yg putus asa akhirnya membawa shannon yg terluka ke tmpt Ortu Shannon (ortunya sudah dtg ke Amerika untuk mencari dan membawa plg Shannon ke Irlandia). Disitulah Joseph berpisah dr Shannon dan mengabaikan impiannya utk memiliki tanah baru.

Bbrp bln stlh kejadian itu, Joseph bekerja sbg kuli pembangun rel kereta. Dlm mimpinya, Joseph bertemu ayahnya dan mempertanyakan impiannya tentang memiliki tanah baru. Akhirnya dia memutuskan ke Oklahoma, daerah dimana "Land Run" diselenggarakan.

Takdir yg mempertemukan Joseph kembali dgn Shannon disana. Di akhir kisah, Joseph dan Shannon berhasil mendapatkan tanah impian mereka. Joseph menyatakan cintanya ke Shannon dan mengatakan bhwa tanpa Shannon, tanah yg penting itu tdk akan ada artinya.... ( So Sweet...)


Directed by
Ron Howard
Writing credits
(WGA)
Bob Dolman(story) &
Ron Howard(story)
Bob Dolman(screenplay)

Source : http://www.imdb.com/title/tt0104231/

Ini soundtracknya yg gw suka :


Ini Trailer filmnya :

Monday, 9 January 2012

Scent of a woman (1992)






 Klo saya disuruh sebutin film drama terfavorit, saya akan selalu blg "scent of a woman".
Charlie Simms ( diperankan Chris O'Donnell) merupakan murid dr sekolah prestisius bernama Baird School yg kebanyakan diisi oleh anak2 org kaya. Dia sendiri bukan berasal dr keluarga yg berada, bs msk sekolah itu krn dia mendpt beasiswa.

Suatu malam, Charlie dan temannya George (Phillip Seymour Hoffman) secara tdk sengaja menjadi saksi kejahilan bbrp tmn2nya yg berbuat kekonyolan thd properti KepSek.Trask. Keesokan harinya, Mr. Trask marah dan tau bhwa ada dua saksi mata kejadian itu, yaitu Charlie dan George. Mr. Trask menekan mereka berdua utk memberitahu siapa yg telah melakukan hal itu. Sewaktu Charlie bungkam, Mr. Trask mencoba menyogok Charlie. Iming2 jika Charlie mau memberitahu siapa pelaku sesungguhnya, maka Mr. Trask akan memberikan surat rekomendasi agar Charlie bs lolos masuk Univ. Harvard. Namun jika tdk, maka Charlie dan George akan disidang di hadapan seluruh komite sekolah dan murid2 Bairdman.


Charlie diberikan waktu bbrp hari utk berpikir selama akhir pekan. Kebetulan dia baru saja menerima job sampingan jd asisten seorg pria paruh baya, tuna netra, pensiunan militer bernama Let.Colonel Frank Slade (diperankan secara brilian oleh Al Pacino). Pertama kali kenalan sama ini bapak... deeeuh....orgnya menyebalkan.... arogan, sensi, suka mengumpat dan ngomong jorok lagi....

Tanpa pemberitahuan sblmnya, Charlie disuruh menemani Slade jalan2 ke New York City. Terbanglah mereka kesana.... Barulah petualangan dimulai...

Tinggal di hotel kelas satu, berdansa Tango, mengemudi mobil ferrari pinjaman dr showroom, sampai bertandang ke rmh keluarga kakaknya Frank Slade...(lbh tepatnya bertandang sbg tamu tak diharapakan sih heheheheh)

Selama perjalanan di New York itu, Charlie mulai mengerti akan sifat Slade yg sebenarnya, kenapa dia bs jd buta, knp dia bertingkah menyebalkan dan apa tujuan sbnrnya Slade ke New York. Chemistry yg dibangun dr awal sampe akhir film antara Charlie dan Mr. Slade bagus sekali. Dengan kekuatan dialog2 yg penuh makna dan terkadang lucu, film ini tidak pernah bosan saya tonton ulang.

Tokoh Frank Slade memang unik dan kompleks. Slade memiliki indra penciuman yg tajam terhadap bau perempuan. Dr luar kesannya dia kuat tp sbnrnya dia rapuh. Dr luar dia kliatan tidak butuh siapa2, tp sbnrnya dia sangat kesepian. Dr luar dia kliatan tahu cara bersenang2 tp sbnrnya dia putus asa. Awalnya saya menganggap Slade sbg seorang bapak yg menyebalkan, tp seiring cerita bergulir, saya jd bersimpati dan terharu. Pantaslah Al Pacino diganjar Oscar kategori aktor terbaik krn film ini.

Awalnya saya pikir, Charlie yg belajar byk dr Slade, tp belakangan Charlie lah yg sbnrnya mengajarkan Slade utk bs menerima kenyataan akan kondisinya yg buta dan berdamai sama dirinya sendiri.

Setelah petualangn mereka berakhir di kota New York, mereka kembali ke New England. Slade kembali ke rumah keponakannya, dan Charlie hrs kembali ke sekolah menghadapi sidang komite yg menentukan masa dpnnya.

Walaupun sdh dihadapkan sidang, Charlie tetap tdk mau memberitahu siapa pelaku kekonyolan itu. Charlie tdk mau "menjual" siapapun utk "membeli" masa dpnnya. Hal ini membuat sang Kep Sek marah dan mengajukan usul agar Charlie dikeluarkan dr Baird School. Sedangkan George, dia beralasan bahwa pada malam kejadian itu dia tidak bs melihat dengan jelas ditambah perlindungan dari ayahnya yg kaya raya. Mr Trask melepaskan George.

Pada saat2 kritis itulah, muncul tamu yg tak terduga dtg ke sidang...Frank Slade dtg sebagai wali pengganti ortu Charlie yg tdk bs hadir. Ngakunya sih temen baik ortunya...pdhl mah gk kenal...hihihihi dia dtg untuk membela Charlie. Disinilah adegan terfavorit saya dan plg powerful dr akting Al Pacino di film itu. Dgn ketegasan dan humor dia yg sarkastis, dia membela charlie dan berpidato ttg apa yg hrs dimiliki sbr seorg pemimpin. Integritas, Keberanian, dan memilih jalan yg benar.


Setelah pidato Slade, well... bs ditebak.... komite akhirnya memutuskan Charlie terbebas dr hukuman tetap bs bersekolah. Toh pelaku2 kekonyolan itu akhirnya diketahui juga oleh seluruh sekolah tanpa keluar dr mulut Charlie sendiri dan mereka kena hukuman, hehehehe.



Moral of the story :

Salah satu pesan yg plg saya ingat dr kata2 Slade adalah " Choosing a right path". Memilih jln yg benar memang tdk mudah, kdg org takut. Frank Slade sendiri saja mengaku dia tdk ambil "jalan" itu dulu...because it was too damn hard. Tapi jalan yg benar akan membuat kita menjadi pribadi yg mulia dan seorg pemimpin yg baik.


My Fav scenes :
1. Tango
Frank Slade mengajari Donna berdansa Tango. (Frank Slade itu tuna netra, di adegan ini Al Pacino bkn cuma berpran sbg org yg mahir Tango, tp Tuna Netra yg mahir Tango)




2. Artful Speech
Frank Slade (Al Pacino) berpidato membela Charlie.







Director:

Martin Brest

Writers:

Giovanni Arpino (novel), Bo Goldman (screenplay), and 2 more credits »
 
source :  http://www.imdb.com/title/tt0105323/